Rabu, 25 Februari 2009

“catatan” Utang Luar Negeri Pemerintahan SBY

Fenomena ekonomi-politik yang terjadi akhir-akhir ini sering menggunakan isu utang luar negeri sebagai catatan keberhasilan pemerintah yang sedang berkuasa saat ini. Beberapa hal yang sering disebutkan diantaranya ”keberhasilan” untuk melunasi utang-utang IMF, menurunkan persentase stok utang luar negeri terhadap PDB, serta kemampuan untuk mempertahankan posisi sovereign credit rating Indonesia. Memang semua informasi yang diberikan pemerintah kepada publik adalah benar, namun ada beberapa konsekuensi dari ”keberhasilan” pemerintah tersebut yang jarang diketahui publik.

Fenomena ekonomi-politik yang terjadi akhir-akhir ini sering menggunakan isu utang luar negeri sebagai catatan keberhasilan pemerintah yang sedang berkuasa saat ini. Beberapa hal yang sering disebutkan diantaranya ”keberhasilan” untuk melunasi utang-utang IMF, menurunkan persentase stok utang luar negeri terhadap PDB, serta kemampuan untuk mempertahankan posisi sovereign credit rating Indonesia. Memang semua informasi yang diberikan pemerintah kepada publik adalah benar, namun ada beberapa konsekuensi dari ”keberhasilan” pemerintah tersebut yang jarang diketahui publik.

Komitmen pemerintah untuk terus melaksanakan kewajiban pembayaran pinjaman luar negerinya meskipun sumber keuangan negara terbatas. Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri menunjukkan tren yang meningkat. Sejak awal masa pemerintahan presiden SBY di tahun 2005 sampai dengan September 2008 total pembayaran bunga dan cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar Rp277 triliun. Sedangkan total penarikan pinjaman luar negeri baru dari tahun 2005 sampai dengan September 2008 sebesar Rp101,9 triliun. Meskipun jumlah pembayaran pinjaman luar negeri telah lebih dari dua kali lipat penarikan pinjaman baru, jumlah total debt outstanding justru meningkat dari Rp1.294,8 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp1.486,2 triliun pada bulan September 2008. Meskipun perkembangan rasio utang terhadap PDB menunjukkan penurunan, jika secara nominal total utang luar negeri pemerintah justru menunjukkan peningkatan. Data depkeu juga menyebutkan bahwa sampai dengan 5 tahun kedepan kewajiban untuk membayar kembali utang sesuai jatuh temponya masih cukup tinggi, rata-rata sekitar Rp89,2 triliun per tahun.

Data Dirjen Pengelolaan Utang menyebutkan bahwa sampai dengan akhir September 2008 jumlah penarikan pinjaman luar negeri pemerintah kumulatif sebesar USD 183.569,7 juta sedangkan jumlah cicilan pokok, bunga dan biaya-biaya utang luar negeri yang telah dibayarkan sebesar USD 192.322 juta. Pengalaman selama 4 tahun terakhir pemerintahan presiden SBY juga membuktikan bahwa secara nominal jumlah debt outstanding pemerintah justru meningkat meskipun jumlam pembayaran bunga dan cicilan pokok jauh lebih besar dari penarikan pinjaman baru

Untuk mengurangi beban pembayaran utang dalam jangka waktu dekat pemerintah melakukan strategi pertukaran utang (debt switching). Kebijakan restrukturisasi utang yang dilakukan pemerintah adalah melalui mekanisme pasar, yang antara lain dengan melakukan reprofiling, debt swap, dan buyback. Pemerintah juga telah menciptakan sumber-sumber keuangan negara yang lebih beragam sebagai bagian dari manajemen pengelolaan utangnya. Dengan demikian utang jangka pendek dapat dipindahkan beban pembayarannya melalui penerbitan SBN jangka panjang. Bertambahnya penerbitan SBN yang dilakukan pemerintah tidak hanya untuk menutupi defisit yang semakin besar, tetapi juga kebutuhan refinancing pinjaman luar negeri yang jatuh tempo.

Meskipun peningkatan penerbitan SUN yang dilakukan pemerintah didasari oleh semangat untuk mengurangi ketergantungan keuangan negara terhadap pinjaman luar negeri, porsi kepemilikan asing atas SUN menunjukkan peningkatan. Dari 2,69% pada bulan Desember 2004, kepemilikan asing atas SUN Indonesia meningkat menjadi 19,47% pada bulan September 2008. Fakta tersebut menunjukkan indikasi bahwa penerbitan SUN menjadi lahan investasi yang menarik bagi investor asing, terutama di tengah naiknya suku bunga dan imbal hasil akibat kondisi pasar keuangan saat ini.

Kondisi krisis keuangan global yang berdampak juga di Indonesia membuat pemerintah mengambil satu langkah kebijakan fiskal yaitu dengan memperlebar defisit anggaran sebesar 2,5% dari PDB yang berdampak pada semakin membengkaknya kebutuhan pembiayaan melalui utang luar negeri. Menurut Kepala Bappenas, Paskah Suzeta, pemerintah harus mencari dana pinjaman luar negeri mengingat keterbatasan kapasitas belanja pemerintah untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan, terutama dalam kondisi krisis global saat ini. Bahkan ironisnya, belanja parpol untuk pemilu 2009 pun dimasukkan sebagai salah satu faktor penopang pertumbuhan ekonomi.

Dalam pasal 23 APBN tahun 2009 disebutkan bahwa jika terjadi keadaan darurat seperti penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi dan kenaikan biaya utang, maka pemerintah memeiliki kelonggaran untuk mengambil langkah-langkah diantaranya yaitu menerbitkan SBN yang melebihi pagu yang ditetapkan dalam APBN tahun yang bersangkutan dan melakukan penarikan dana pembiayaan siaga dari sumber pinjaman bilateral maupun multilateral. Tidak hanya untuk memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi, strategi tersebut dibutuhkan mengingat tingginya jumlah pinjaman luar negeri yang akan jatuh tempo pada tahun 2009 sebesar Rp60,82 triliun dan ditambah dengan jumlah SUN yang jatuh tempo sebesar Rp39,05 triliun.

Melihat tingginya biaya penerbitan SBN maka pemerintah meyakini pengalokasian pinjaman siaga untuk menutupi defisit APBN 2009 merupakan alternatif pembiayaan yang paling aman dan menarik di tengah ketidakpastian dalam pasar keuangan dan krisis ekonomi dunia saat ini. Di tengah kondisi pasar derivatif yang tidak stabil saat ini restrukturisasi utang melalui mekanisme pasar merupakan hal yang paling beresiko. Jika penerbitan SUN tidak mampu mencapai target maka hal ini membuktikan lemahnya kepercayaan pemegang SUN pemerintah Indonesia. Bagi para investor, saat ini yang paling aman adalah mengejar SUN yang diterbitkan oleh pemerintah Amerika karena dianggap investasi surat utang yang paling aman.

Beralih pada pinjaman siaga multilateral dan bilateral menjadi jalan keluar pemerintah untuk emnutupi pembengkakan defisit APBN 2009. Sampai dengan sekarang pemerintah menyatakan ”berhasil” mendapat komitmen pinjaman siaga hingga US$6 miliar (setara Rp66 triliun) yang bersumber dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Islam (IDB), Bank Pembangunan Asia (ADB), Pemerintah Australia, dan Pemerintah Jepang. Pinjaman siaga ini di luar nilai pinjaman proyek dan pinjaman program yang telah disepakati dengan lembaga donor. Melalui skema Deferred Drowdown Option [pinjaman siaga] yang didapat dari para kreditor bilateral dan multilateral tersebut Menteri Keuangan mengklaim suatu hasil yang menguntungkan karena besaran bunga yang hanya 2,75% dianggap lebih murah di tengah ketatnya likuiditas di pasar bila dibandingkan dengan bunga yang berasal dari penerbitan instrumen pembiayaan lain seperti surat utang negara.

Meskipun dikatakan memiliki bunga rendah dan tanpa conditionalities, komitmen yang dibuat oleh kreditor bilateral dan multilateral masih belum mencapai tahap persetujuan loan agreement. Oleh karena itu masih belum bisa dilihat bagaimana dampak pinjaman baru ini terhadap peningkatan stok utang pemerintah dan beban pembayarannya di masa yang akan datang. Jika merujuk pada skema DDO yang ditawarkan oleh Bank Dunia tetap ada beberapa hal yang menjadi prasyarat meskipun dikatakan sebelumnya bahwa pinjaman siaga tersebut tidak memiliki conditionalities diantaranya yaitu melakukan penyesuaian kerangka makroekonomi dan mengikuti program-program yang tercantum dalam Letter of Development Policy.

Selain membayar bunga pinjaman, skema DDO yang ditawarkan oleh Bank Dunia juga mensyaratkan biaya-biaya pinjaman seperti front-end fee dan commitment fee yang masing-masing besarnya 1% dengan ketentuan tertentu. Seharusnya menilai skema pinjaman siaga ini tidak sesederhana seperti yang diungkapkan oleh Menteri Keuangan, hanya dengan mempertimbangakn rendahnya bunga pinjaman dan tidak adanya ikatan politis sebagai conditionalities pinjaman. Langkah pemerintah untuk tidak meminjam pada IMF bisa jadi disebabkan untuk menghindari sentimen negatif yang bisa berdampak politik bagi pemerintah yang sedang berkuasa sekarang, terutama di masa menjelang pemilu 2009. Namun yang perlu diingat bahwa baik IMF maupun Bank Dunia merupakan dua institusi keuangan internasional yang senantiasa berpegang pada Washington Consensus dalam setiap kebijakannya.

Jika berani melakukan tuntutan penghapusan utang, dan banyak argumentasi yang bisa dipakai bahwa tuntutan penghapusan utang memang legitimate untuk diterima Indonesia, maka pemerintah tidak perlu mengajukan pinjaman baru untuk mengatasi krisis. Alokasi pembayaran utang luar negeri bisa dimanfaatkan untuk membantu rakyat mengatasi dampak krisis. Belum lagi jika mempertimbangkan banyaknya proyek utang yang buruk kinerjanya seperti telah dijelaskan sebelumnya serta bukti-bukti audit yang dilakukan BPKP menemukan sebanyak Rp 438,15 miliar dana yang tidak digunakan (menyimpang) dan telah ditindaklanjuti sebesar Rp 330,41 miliar (75,41 persen) seharusnya bisa menjadi argumentasi yang kuat untuk menilai rendahnya efektifitas utang luar negeri sebagai instrumen pembangunan dan kebijakan ekonomi. Renegosiasi atas utang luar negeri pemerintah, atau penghentian pembayaran utang-utang luar negeri yang tidak efektif, illegitimate, dan merugikan kepentingan rakyat harusnya bisa dilakukan dan menjadi alternatif “penghematan” belanja negara sehingga penarikan utang baru tidak perlu dilakukan lagi.



6 komentar:

  1. nice posting... Semoga pemerintahan mendatang bisa lebih bijak menyikapi hutang.

    BalasHapus
  2. ahhhh..... ngeri kali judulnya !!!

    bagaimana kita tak berhutang jika kalkulasi pendapatan dengan pengeluaran menjadi MINUS...

    *SAD !!!

    BalasHapus
  3. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Suzan, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp700,000,000 (700 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: Suzaninvestment@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: Amisha1213@gmail.com, dan maria yang baru saja mendapat pinjaman dari suzan di: maaria9925@gmail.com dan Karina yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Suzan, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Suzan, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: Lukman.karina@yahoo.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    BalasHapus
  4. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus
  5. Your Affiliate Profit Machine is ready -

    Plus, getting it set up is as easy as 1---2---3!

    Here is how it works...

    STEP 1. Input into the system which affiliate products the system will advertise
    STEP 2. Add push button traffic (this LITERALLY takes 2 minutes)
    STEP 3. Watch the system explode your list and sell your affiliate products for you!

    Do you want to start making profits???

    You can test-drive the system for yourself risk free...

    BalasHapus
  6. Halo semuanya, saya Rika Nadia, saat ini tinggal orang Indonesia dan saya warga negara, saya tinggal di JL. Baru II Gg. Jaman Keb. Lama Utara RT.004 RW.002 No. 26. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberikan saran nyata kepada semua warga negara Indonesia yang mencari pinjaman online untuk berhati-hati karena internet penuh dengan penipuan, kadang-kadang saya benar-benar membutuhkan pinjaman , karena keuangan saya buruk. statusnya tidak begitu baik dan saya sangat ingin mendapatkan pinjaman, jadi saya jatuh ke tangan pemberi pinjaman palsu, dari Nigeria dan Singapura dan Ghana. Saya hampir mati, sampai seorang teman saya bernama EWITA YUDA (ewitayuda1@gmail.com) memberi tahu saya tentang pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ny. ESTHER PATRICK Manajer cabang dari Access loan Firm, Dia adalah pemberi pinjaman global; yang saya hubungi dan dia meminjamkan saya pinjaman Rp600.000.000 dalam waktu kurang dari 12 jam dengan tingkat bunga 2% dan itu mengubah kehidupan seluruh keluarga saya.

    Saya menerima pinjaman saya di rekening bank saya setelah Nyonya. LADY ESTHER telah mentransfer pinjaman kepada saya, ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah Rp600.000.000 yang saya terapkan telah dikreditkan ke rekening bank saya. dan saya punya buktinya dengan saya, karena saya masih terkejut, emailnya adalah (ESTHERPATRICK83@GMAIL.COM)

    Jadi untuk pekerjaan yang baik, LADY ESTHER telah melakukannya dalam hidup saya dan keluarga saya, saya memutuskan untuk memberi tahu dan membagikan kesaksian saya tentang LADY ESTHER, sehingga orang-orang dari negara saya dan kota saya dapat memperoleh pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi LADY ESTHER melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) silakan hubungi LADY ESTHER Dia tidak tahu bahwa saya melakukan ini tetapi saya sangat senang sekarang dan saya memutuskan untuk memberi tahu orang lain tentang dia, Dia menawarkan semua jenis pinjaman baik untuk perorangan maupun perusahaan dan juga saya ingin Tuhan memberkati dia lebih banyak,

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: (rikanadia6@gmail.com). Sekarang, saya adalah pemilik bangga seorang wanita bisnis yang baik dan besar di kota saya, Semoga Tuhan Yang Mahakuasa terus memberkati LADY ESTHER atas pekerjaannya yang baik dalam hidup dan keluarga saya.
    Tolong lakukan dengan baik untuk meminta saya untuk rincian lebih lanjut tentang Ibu dan saya akan menginstruksikan, dan ada bukti pinjaman, hubungi LADY ESTHER melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) Terima kasih semua

    BalasHapus